1
Malam
ini kita mencoba mendekatkan diri kepada Allah, kepada Rasulullah dengan dan
secara bersama-sama. Dimana diatas segala-galanya hanya ada Presiden dan wakil
presiden seluruh jagad raya-semesta, Allah SWT dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Saat
ini kita tidak sedang mempromosikan apa-apa, tidak mencoba untuk eksis atau
popular maupun memproduk keunggulan-keunggulan. Tidak mendayaupayakan
kemenangan-kemenangan pribadi maupun penggapaian prestasi-prestasi jenis apapun
saja.
Kembul,
kembulan kita malam ini juga tidak mengejar kebesaran. Justru dengan segala
kerendahanhati, kita mencoba untuk memafhumi kekerdilan diri, kita jajal diri
untuk menyadari kekecilan dan ketidakberdayaan kita depan Allah.
Kita
berkumpul malam ini tidak untuk pesta pora atau hura-hura sekejap mata, atau
sekedar memburu kesenangan dan lari dari kesusahpayahan serta kegalauan,
melainkan malam ini kita sedang mengingatkan diri kita kembali, apakah tujuan
kita didunia, kemana kita akan pergi dan kemana akan kembali. Meruwat kesadaran
tertinggi kita bahwa kita berasal dan akan kembali lagi kepada Allah SWT, menyelami
kesadaran innalilahiwainnailaihi rojiun.
Malam
ini kita akan memulai kembangsuburkan tujuan-tujuan hidup yang bukan investasi
satu, dua, tiga, atau puluhan tahun kedepan saja, melainkan tujuan dengan
investasi abadi, yang tidak mandeg hanya dilangit pertama, tetapi yang mampu
terus menembus-nembus hingga lapis tertinggi, yang mampu menggedor-nggedor
arsy-nya Allah SWT.
2
Dunia
kita dihuni banyak manusia pemburu dan pecinta dunia yang cepat atau lambat
akan sadar akan ketertipuannya. Bahwa sesuatu yang selama ini mereka kejar,
semuanya akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.
Manusia,
umat manusia akan segera tersadar bahwa yang berlangsung kemaren, sekarang dan
esok hanyalah sementara, sebab satu-satunya yang abadi hanyalah Allah. Mereka
pada akhirnya akan mengerti bahwa yang mereka kumpulkan, yang ditumpuk-tumpuk,
yang disayang-sayang selama ini tak sedikitpun menolong diri mereka kelak. Banyak
nantinya yang akan kecelik, lantas memelas-meminta-ngemis-ngemis sama Allah
supaya dilahirkan kembali untuk memperbaiki raport kehidupan mereka yang banyak
merahnya.
Proses
menganiaya diri sendiri banyak diperagakan tanpa disadari oleh para pelakunya
di jaman yang kita huni sekarang ini. Sejarah yang diukir bukan keguyuprukunan,
keramahan dan keindahan surgawi, yang mereka pahat hari demi hari adalah surat
pengajuan proposal agar dimasukkan ke neraka.
Hal
itu berlangsung tidak hanya sehari-dua hari, tetapi sepanjang hidup mereka dengan
prestasi dan kecanggihan merancang siksaan, yang kehebatan dan kegeniusannya
bikin para malaikat dan makhluk-makhluk Tuhan pada heran geleng-geleng kepala.
Dunia
yang selama ini mereka puja-puja, kemolekannya yang tiap hari mereka cumbu,
kememukauannya yang selama ini mereka kejar-kejar, pada akhirnya malah
sangat-sangat merepotkan. Sebab kita dan siapapun termasuk Tuhan tak akan mau
diduakan, sangat benci pengkhianatan, apalagi semua itu hanya untuk sekedar
keremeh-temehan dunia. Itu adalah penyelingkuhan picisan.
Malam
ini kita kembulan, secara bersama-sama untuk menjunjung kesetiaan suci,
merintis kehidupan dengan bareng-bareng dari kualitas donyawi ke sorgawi, dan
sama sekali bukan migrasi individual ke jannah Tuhan, sebab Adam AS juga tak
kerasan sendirian. Dan cara kita kesana bukan dengan mengejar surga, sebab
surga utamanya tidak diperuntukkan bagi mereka yang mengejar surga namun surga
diperuntukkan bagi mereka yang mengejar Sang Pemiliknya.
3
Kembulan
kita malam ini bukanlah segala-galanya. Sehingga dari kembulan kita ini juga
tidak akan memproduk manusia beriman dan bertaqwa. Kembulan malam ini hanyalah
upaya ngenyang kemurahan Allah, semoga berkenan memberi jalan terang.
Mengijinkan dan mempermudah langkah kita untuk semakin mengenal siapakah sebenarnya
diri kita.
Kembulan
malam ini hanyalah bagian dari menjalankan sesuatu yang semoga disuruh oleh
Allah. Misi utamanya hanyalah mengabdi dan berbakti mengharap ridhoNYA. Sambil
sedikit berusaha agar diantara kita dapat lebih saling mengenal satu sama lain.
Ini
semua tidak ekslusif, banyak saudara-saudara kita ditempat lain yang juga
sedang menggalang berjalannya silaturohman dan silaturohim, memperbanyak
persambungan-persambungan antar umat manusia yang berbedabeda dan beragam-ragam.
Diantara
sekian banyak agenda-agenda kebaikan yang dirancang oleh Allah, semoga kita
semua ikut ambil bagian pun walau hanya figuran. Menjadi tangan panjangNYA,
menjadi partikel yang sholeh dari sebuah entitas ter-AKBAR di seluruh jagad
raya.
Pertemuan
malam ini diniatkan tidak hanya untuk kebaikan yang sedang kita rancang dan
kita bayangkan saja. Pertemuan malam ini juga diniatkan untuk memancing
turunnya kebaikan-kebaikan yang terbaik, yang sangat mungkin belum pernah kita
bayangkan
4
Perjalanan
umat manusia sampai hari ini menemukan kenyataan bahwa manusia makin terasing
dengan segala hal yang menyibukkan dirinya. Manusia semakin tidak mengenal
dirinya, apalagi untuk menjadi dirinya sendiri. Semakin menjamur,
manusia-manusia yang memoles dirinya dengan kepalsuan, yang menutupi
kekurangannya dengan dempul “seolah-olah”, yang tentu saja semakin pula
menenggelamkan jati diri kemanusiaannya.
Setiap
usaha, setiap langkah yang dirancang tidak berpijak kepada hasil pengolahan dan
hasil dialektika antara akal dan hati melainkan berdasarkan iklan-iklan yang
bertaburan, berlandaskan pasal-pasal arus mainstream yang memang susah
dikendalikan.
Sehingga
yang baik kalau cuma sendirian dianggap bukan kebaikan, kejahatan kalau
mayoritas orang melakukan maka itu menjadi kebaikan.
Manusia
semakin tak mengenal sejarah dirinya, sehingga sangat memuja boyband atau
girlband yang paling pol hanya nyanyi sambil goyang, sangat menyembah-menyembah
para Idol-idol hasil audisi. Dan kenyataan hari ini adalah diri kita semakin
tak mengenal manusia seperti apa Bung Hatta, siapa itu Sultan HB IX, siapa itu
Raden Sahid, Siapa itu Gadjah Mada, Siapa itu Ratu Sima, Siapa itu Ajisaka, siapa
dan seberapa ampuh nenek-kakek moyang kita dahulu.
Kita
mengalami keterputusan sejarah yang fatal, yang menjadikan kita semua bukan
garuda, tetapi kumpulan emprit-emprit. Dan malam ini semoga menjadi usaha
memulai menemukan, mengenal diri kita kembali. Usaha kembali menjadi garuda,
usaha kembali pembuatan pondasi-pondasi kemakmuran Indonesia Rayya. Dan salah
satu kuncinya adalah Manarofanafsahu faqodarofa robbahu, siapa yang mengenal
diri nya akan mengenal Tuhannya.
Malam
ini kita mencoba kembali ber ABCD, ber alif ba’ ta’ untuk belajar mengenal
diri. Sehingga akan kita temukan bahwa seorang Rosyid Hidayat adalah memang
Rosyid Hidayat, seorang Momot adalah memang seorang Momot. Seorang Iskandar
adalah memang seorang Iskandar. Seorang A adalah memang seorang A. Seorang
Manusia adalah benar-benar Manusia.
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar