Cari Blog Ini

Selasa, 16 Juli 2013

Kalam Kembul: Untuk Kembulan Kita Bersama, Dunia-akherat

1
Malam ini kita mencoba mendekatkan diri kepada Allah, kepada Rasulullah dengan dan secara bersama-sama. Dimana diatas segala-galanya hanya ada Presiden dan wakil presiden seluruh jagad raya-semesta, Allah SWT dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Saat ini kita tidak sedang mempromosikan apa-apa, tidak mencoba untuk eksis atau popular maupun memproduk keunggulan-keunggulan. Tidak mendayaupayakan kemenangan-kemenangan pribadi maupun penggapaian prestasi-prestasi jenis apapun saja.
Kembul, kembulan kita malam ini juga tidak mengejar kebesaran. Justru dengan segala kerendahanhati, kita mencoba untuk memafhumi kekerdilan diri, kita jajal diri untuk menyadari kekecilan dan ketidakberdayaan kita depan Allah.
Kita berkumpul malam ini tidak untuk pesta pora atau hura-hura sekejap mata, atau sekedar memburu kesenangan dan lari dari kesusahpayahan serta kegalauan, melainkan malam ini kita sedang mengingatkan diri kita kembali, apakah tujuan kita didunia, kemana kita akan pergi dan kemana akan kembali. Meruwat kesadaran tertinggi kita bahwa kita berasal dan akan kembali lagi kepada Allah SWT, menyelami kesadaran innalilahiwainnailaihi rojiun.
Malam ini kita akan memulai kembangsuburkan tujuan-tujuan hidup yang bukan investasi satu, dua, tiga, atau puluhan tahun kedepan saja, melainkan tujuan dengan investasi abadi, yang tidak mandeg hanya dilangit pertama, tetapi yang mampu terus menembus-nembus hingga lapis tertinggi, yang mampu menggedor-nggedor arsy-nya Allah SWT.

2
Dunia kita dihuni banyak manusia pemburu dan pecinta dunia yang cepat atau lambat akan sadar akan ketertipuannya. Bahwa sesuatu yang selama ini mereka kejar, semuanya akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.
Manusia, umat manusia akan segera tersadar bahwa yang berlangsung kemaren, sekarang dan esok hanyalah sementara, sebab satu-satunya yang abadi hanyalah Allah. Mereka pada akhirnya akan mengerti bahwa yang mereka kumpulkan, yang ditumpuk-tumpuk, yang disayang-sayang selama ini tak sedikitpun menolong diri mereka kelak. Banyak nantinya yang akan kecelik, lantas memelas-meminta-ngemis-ngemis sama Allah supaya dilahirkan kembali untuk memperbaiki raport kehidupan mereka yang banyak merahnya.
Proses menganiaya diri sendiri banyak diperagakan tanpa disadari oleh para pelakunya di jaman yang kita huni sekarang ini. Sejarah yang diukir bukan keguyuprukunan, keramahan dan keindahan surgawi, yang mereka pahat hari demi hari adalah surat pengajuan proposal agar dimasukkan ke neraka.
Hal itu berlangsung tidak hanya sehari-dua hari, tetapi sepanjang hidup mereka dengan prestasi dan kecanggihan merancang siksaan, yang kehebatan dan kegeniusannya bikin para malaikat dan makhluk-makhluk Tuhan pada heran geleng-geleng kepala.
Dunia yang selama ini mereka puja-puja, kemolekannya yang tiap hari mereka cumbu, kememukauannya yang selama ini mereka kejar-kejar, pada akhirnya malah sangat-sangat merepotkan. Sebab kita dan siapapun termasuk Tuhan tak akan mau diduakan, sangat benci pengkhianatan, apalagi semua itu hanya untuk sekedar keremeh-temehan dunia. Itu adalah penyelingkuhan picisan.
Malam ini kita kembulan, secara bersama-sama untuk menjunjung kesetiaan suci, merintis kehidupan dengan bareng-bareng dari kualitas donyawi ke sorgawi, dan sama sekali bukan migrasi individual ke jannah Tuhan, sebab Adam AS juga tak kerasan sendirian. Dan cara kita kesana bukan dengan mengejar surga, sebab surga utamanya tidak diperuntukkan bagi mereka yang mengejar surga namun surga diperuntukkan bagi mereka yang mengejar Sang Pemiliknya.

3
Kembulan kita malam ini bukanlah segala-galanya. Sehingga dari kembulan kita ini juga tidak akan memproduk manusia beriman dan bertaqwa. Kembulan malam ini hanyalah upaya ngenyang kemurahan Allah, semoga berkenan memberi jalan terang. Mengijinkan dan mempermudah langkah kita untuk semakin mengenal siapakah sebenarnya diri kita.
Kembulan malam ini hanyalah bagian dari menjalankan sesuatu yang semoga disuruh oleh Allah. Misi utamanya hanyalah mengabdi dan berbakti mengharap ridhoNYA. Sambil sedikit berusaha agar diantara kita dapat lebih saling mengenal satu sama lain.
Ini semua tidak ekslusif, banyak saudara-saudara kita ditempat lain yang juga sedang menggalang berjalannya silaturohman dan silaturohim, memperbanyak persambungan-persambungan antar umat manusia yang berbedabeda dan beragam-ragam.
Diantara sekian banyak agenda-agenda kebaikan yang dirancang oleh Allah, semoga kita semua ikut ambil bagian pun walau hanya figuran. Menjadi tangan panjangNYA, menjadi partikel yang sholeh dari sebuah entitas ter-AKBAR di seluruh jagad raya.
Pertemuan malam ini diniatkan tidak hanya untuk kebaikan yang sedang kita rancang dan kita bayangkan saja. Pertemuan malam ini juga diniatkan untuk memancing turunnya kebaikan-kebaikan yang terbaik, yang sangat mungkin belum pernah kita bayangkan

4
Perjalanan umat manusia sampai hari ini menemukan kenyataan bahwa manusia makin terasing dengan segala hal yang menyibukkan dirinya. Manusia semakin tidak mengenal dirinya, apalagi untuk menjadi dirinya sendiri. Semakin menjamur, manusia-manusia yang memoles dirinya dengan kepalsuan, yang menutupi kekurangannya dengan dempul “seolah-olah”, yang tentu saja semakin pula menenggelamkan jati diri kemanusiaannya.
Setiap usaha, setiap langkah yang dirancang tidak berpijak kepada hasil pengolahan dan hasil dialektika antara akal dan hati melainkan berdasarkan iklan-iklan yang bertaburan, berlandaskan pasal-pasal arus mainstream yang memang susah dikendalikan.
Sehingga yang baik kalau cuma sendirian dianggap bukan kebaikan, kejahatan kalau mayoritas orang melakukan maka itu menjadi kebaikan.
Manusia semakin tak mengenal sejarah dirinya, sehingga sangat memuja boyband atau girlband yang paling pol hanya nyanyi sambil goyang, sangat menyembah-menyembah para Idol-idol hasil audisi. Dan kenyataan hari ini adalah diri kita semakin tak mengenal manusia seperti apa Bung Hatta, siapa itu Sultan HB IX, siapa itu Raden Sahid, Siapa itu Gadjah Mada, Siapa itu Ratu Sima, Siapa itu Ajisaka, siapa dan seberapa ampuh nenek-kakek moyang kita dahulu.
Kita mengalami keterputusan sejarah yang fatal, yang menjadikan kita semua bukan garuda, tetapi kumpulan emprit-emprit. Dan malam ini semoga menjadi usaha memulai menemukan, mengenal diri kita kembali. Usaha kembali menjadi garuda, usaha kembali pembuatan pondasi-pondasi kemakmuran Indonesia Rayya. Dan salah satu kuncinya adalah Manarofanafsahu faqodarofa robbahu, siapa yang mengenal diri nya akan mengenal Tuhannya.
Malam ini kita mencoba kembali ber ABCD, ber alif ba’ ta’ untuk belajar mengenal diri. Sehingga akan kita temukan bahwa seorang Rosyid Hidayat adalah memang Rosyid Hidayat, seorang Momot adalah memang seorang Momot. Seorang Iskandar adalah memang seorang Iskandar. Seorang A adalah memang seorang A. Seorang Manusia adalah benar-benar Manusia.


Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar